Rabu, 20 Juni 2012

Mencari kesetiaan

Sudah banyak hal aku lalui semua ini tapi semua hasilnya nihil. Tak ada yang pasti semua ketulusan ku dibayar dengan penghianatan. Sakit memang tapi ini lah yang aku alami setiap aku merajut kasih. Sudah banyak pria yang mendampingi ku dari aku duduk di bangku sekolah pertama tapi kandas oleh sebuah penghianatan. Aku pernah mendapatkan pria yang aku cari dia yang membuat hidup berarti di tengah penderitaan ku melawan penyakit yang aku derita dia yang memberi arti kehidupan merasakan indah cinta walau kamu terpaut usia dan berbeda sekolah itu bukan halangan buat kami.

Walau terkadang aku sering di jadikan pacar keduanya setelah game online bahkan kalau aku ngajak main ada saja alasannya tapi aku selalu mengerti dan di sini lah aku mengenalnya. Awalnya sungkan bagi ku untuk berkenalan dengan orang awam tapi setelah ku telisik ternyata dia anak yang asik dan bisa di ajak sharing dari hal-hal yang membuat aku gundah.
“kak, main yuk okta sibuk dengan pacarnya”
“ayo” jawab pesan ku singkat

Setiap aku lagi males aku mengajaknya untuk tukar fikiran, tapi aku tak sedikit pun menyimpan perasaan sama dia. Hingga suatu ketika aku putus dari okta secara sepihak entah apa alasannya itu yang membuat aku sakit karena selama 1 tahun lebih aku hanya di mainkan sampai terfikir kan oleh ku untuk membalas rasa sakit ini sama pria lain benar saja belum genap aku putus dengan okta 24 jam aku sudah memiliki pacar kembali tapi tak bertahan lama aku hanya ingin melampiaskan kekecewaan ku.
Hingga aku dikenal kan sama ketua tim basket SMA ku. Awalnya aku hanya ingin memainkan perasaannya saja tapi entah kenapa aku merasa nyaman sama dia mungkin karena sifatnya berbeda dengan okta walau dia keras kepala aku bisa untuk mengalah.

“beb, besok aku tanding kamu nonton iya” BBM dari orda
“iya beb besok aku nonton tapi aku ngajak seseorang iya” balasku dan tak di jawabnya
Begini lah kalau yang dulu aku dilupakan karena game terus yang kali ini aku juga dilupakan karena bermain basket kalau ditanya pasti selalu jawabannya“ngerti lah beibh, aku kan ketua tim ini jadi kalau nggak ada aku jadi kacau permainannya”. “hah sama saja” itu lah yang selalu keluar dari bibir manis ini.

Sampai ketika aku masuk rumah sakit, tapi apa yang berada di samping ku bukan lah orda pria yang ku sayang melain kan dia si penjaga warnet, aku tertegun bukan saja asik ternyata dia baik, itu lah yang terfikirkan oleh ku.

“beb, maaf aku nggak bisa jenguk kamu kemarin aku ada pertandingan penting” ucap orda
“penting kan saja permainan mu tak usah kau fikirkan aku, sudah lah kau sama okta sama saja, pria sama saja hanya bisa memainkan perasaan wanita.” Jawab ku yang kesal
“sudah lah tak usah di ributkan jangan karena hal seperti ini kalian ribut, toh orda sudah dateng kesini seharusnya kamu senang di jenguk sama pria yang kamu sayang” jawaban si dia untuk meleraikan kami berdua

Hingga saat aku menjalani operasi orda menemaniku bahkan dia ada pertandingan final dia tak ikut dalam timnya mungkin karena tersentak akan perkataan si dia. Aku berterima kasih sama si dia tapi sebelum aku berterima kasih sama dia akan tetapi ternyata dia sudah pergi meninggalkan kota ini entah kemana seakan lenyap bak di telan bumi tanpa kabar. Hingga aku putus sama orda dan lagi-lagi aku diputusin secara sepihak tanpa alasan yang jelas membuat aku teringat sama dia, andai dia di sini sekarang aku akan berterima kasih sama dia karena aku tak kan lagi depresi karena pria dan aku selalu mengingat kata-katanya

“dek, sebenarnya kalau kamu depresi akibat pria itu adalah kesalahan terbesar kamu karena masih banyak pria di dunia ini akan menerima mu apa adanya, jadi jangan lah kau takut akan putus cinta, karena itu yang di benci sama yang maha kuasa bahkan kalau kau selalu depresi akibat hal yang sama kau akan selalu di ujinya karena kau yang membuatnya dan kau yang harus tanggung akibatnya, maka ingatlah kau masih ada aku di sini yang selalu menemanimu di saat pelik masalah yang membelitmu, jadi lampiaskan lah semuanya sama aku jangan kau bersedih dan meratapinya berbagi lah akan kekesalanmu.”

Itu lah sebagian kata yang selalu aku ingat dari dia tapi kini aku sendiri disini yang harus melewati hal ini. Tanpa air mata yang berlinang di bola mataku. Tak kan habis kata-kata ku untuk berterima kasih sama dia. Dan aku tak kan letih untuk mencari pria yang setia untuk menemani ku di saat susah dan senang sama seperti si dia.

Kado terakhir dan terindah


“loe gila ya Win? Gimana bisa loe nyomblangin gue sama mantan loe.” sergahku.“Firan sendiri yang minta,  ya gue kabulin.” Jawab Windi.
Sahabatku satu itu memang gila. Setelah kemaren aku dibuat bingung oleh sesosok penelfon misterius, dan ternyata dia adalah mantan Windi yang ternyata aku kenal. Dan kagetnya, dia sengaja meminta nomor handphoneku pada Windi. Setelah mengungkapkan identitas sebenarnya, Firan malah lebih sering lagi menghubungiku.
“Key, kapan bisa jalan sama loe.” “kapan-kapan deh.”jawabku
Sebenarnya aku merasa gak nyaman sama Windi, tapi perhatian Firan membuatku luluh. Hingga suatu saat.“key, gue sayang sama loe. Loe mau jadi cewek gue?” ucapan Firan mengagetkanku.“Firan..loe mantan sahabat gue, gue gak mungkin jadian sama mantan sahabat gue sendiri. Gue takut dia tersakiti.”udahlah Key, Windi gak papa kok. Dia ikhlasin gue, gue tuh cuma temenan aja sama dia sekarang.”Tiba-tiba panggilan telepon pun tertahan,dan tiba-tiba ada suara Windi.“udahlah Key,santai aja. Kita udah gak ada apa-apa,lagian gue gak mungkin ngabulin permintaan dia buat minta comblangin sama loe kalau gue masih sayang sama dia.” Ucap Windi.“tapi  Win…”
“udah denger sendiri kan,,Windi aja gak pa-pa.” Firan memotong kalimatku dan Windi pun mematikan teleponnya.
“jadi gimana?” Tanya Firan lagi.
“sebenernya sih gue juga sayang sama loe…Cuma..”
“makasih ya Key,gue seneng banget. Jadi lo mau jadi pacar gue.” Lagi-lagi Firan memotong kalimatku. Aku hanya bisa menganggukkan kepala.
“iya Fir..”jawabku kemudian.

***

Gak terasa udah seminggu aku jadian sama Firan. Memang indah,karena perhatian Firan mampu melunakkan hatiku. Namun lama kelamaan aku semakin merasa bersalah dengan Windi. Hingga suatu hari Firan terkejut dengan ucapanku.
“Fir..kayaknya hubungan kita udah gak bisa dilanjutin lagi deh. Aku terus merasa bersalah sama Windi,aku tahu perasaan dia gimana ngeliat kita jalan berdua. Walaupun dia gak bilang, tapi aku tahu Fir..” ucapku.

“Key,Windi gak kayak gitu. Dia ikut seneng kok ngeliat kita. Lagian gak ada apa-apa juga kan, gak ada yang berubah kan dari sikap Windi sejak kita jadian.” 
“iya Fir..tapi aku tahu perasaan dia sebenarnya. Lebih baik kita temenan aja dulu ya.” Aku tetap nekad pengen putus sama dia. Sesaat dia terdiam.

“hmm…ya udah deh kalau memang itu mau kamu. Tapi kita tetep temenan kan,gak pa-pa kan kalo aku tetep sayang sama kamu.” Ucap Firan kemudian.
Aku hanya mengangguk lalu pergi dari hadapan Firan.
Suatu hari Windi mendekatiku, ternyata dia heran melihat aku dan Firan sudah jarang kelihatan berdua.
“Key..mana Firan. Gue gak pernah lagi liat dia sama loe jalan.”
“mmm…gue udah gak sama Firan lagi Win. Gue gak enak sama loe,gimana perasaan loe liat kita jalan, loe kan mantannya dia.” Jawabku jujur.

“ya ampun Key…gak gitu juga kali. Gue nyantai aja,gue gak ada rasa apa-apa lagi sama dia. Ngapain sih loe mutusin dia,,gue ikut seneng liat dia sama loe jadian. Gue tahu loe baik buat dia.” Jelas Windi. Aku hanya bisa terdiam dan mengangkat bahu.
“ya gimana lagi,, udah putus juga,udah kejadian.”lanjutku kemudian.
“gue yakin bentar lagi dia bakal minta loe buat  balikan lagi sama dia. Gue tahu Firan gimana.”

Sepulang sekolah, tanpa ganti baju lagi aku langsung merebahkan diri di kasur empukku. Saat baru akan memejamkan mata, dering handphone mengejutkanku dan tertera nama Firan di sana.

“iya Fir..kenapa?”tanyaku
“kamu lagi ngapain Key? Udah makan belom? Aku ganggu gak?” Tanya Firan bertubi-tubi.
“gak lagi ngapa-ngapain. Gak kok gak ganggu.” Jawabku seadanya.
“gimana kabar kamu, baik-baik aja kan?” Tanya Firan lagi
“baik kok..kamu?”
“baik juga. Ya udah ya Key,baik-baik ya. Aku cuma pengen denger suara kamu aja kok.” Ucap Firan kemudian dan dia langsung mematikan telepon. Mendengar ucapan terakhirnya, aku terdiam.
***

Setelah hampir 1 bulan aku putus dengan Firan, muncul seorang yang ingin jadi pengganti Firan. Namun sama dengan Firan dulu, aku belum kenal lama dengan Gion. Tapi untuk sekedar melupakan Firan bolehlah pikirku. Akhirnya setelah aku pikir-pikir,aku juga menerima Gion. Gak kerasa hubunganku dengan Gion bertahan lama hingga hampir 6 bulan, namun semakin lama aku semakin merasakan bahwa sifat Gion mulai berubah. Dia emosian dan mulai posesif serta temperamental. Aku mulai mencoba untuk lepas dari dia, namun ancaman-ancamannya terus membuatku takut. Hingga hampir satu bulan aku bertahan dalam keadaan penuh tekanan, hingga akhirnya tiba-tiba sosok Firan datang lagi.

“hai Key, gimana kabar loe. Kok kelihatannya loe sakit yah? Pucat banget wajah loe” ujar Firan saat bertemu di sebuah kafe. Memang sejak bermasalah dengan gion, aku mulai berubah. Karena penuh tekanan, aku sering memikirkan masalah itu sehingga kesehatanku menurun. Aku hanya memendamnya sendiri karena aku takut menceritakannya kepada orangtuaku.

“hmm..gak pa-pa kok. Loe ngapain disini?” tanyaku mencoba menghindar dari pertanyaan Firan.
“gak usah bohong Key, gue tahu dari mata loe. Cerita sama gue, gue bakal bantu loe.” Ucap Firan terdengar khawatir.
Akhirnya setelah diyakinkan oleh Firan, aku pun menceritakan semua yang aku alami dengan Gion hingga tanpa sadar aku meneteskan airmata di hadapan Firan.
“hmm..maaf ya Fir, gue jadi cengeng kayak gini.”

“udahlah Key, keluarin aja semua kekesalan loe. Gue akan dengerin loe kok, tenang aja yah. Gue pasti ada buat loe.” Firan merebahkan kepalaku di bahunya. Saat itulah aku merasa tenang dan damai ketika berada di samping Firan.
“Fir…maafin gue yah dulu gue mutusin loe tiba-tiba. Tanpa alasan yang jelas pula.” Aku tiba-tiba membahas masa-masa yang bagiku itu adalah hal bodoh yang telah kulakukan.

“ya udahlah Key,,udah terjadi juga. Sekarang juga kalo loe mau, gue pengen ngajak loe balikan lagi.” Ucap Firan yang serta merta mengagetkanku.
“Fir..loe serius. Loe kan tau gue masih sama Gion.”

“iya Key, gue tau. Tapi gue juga tau kalo hati loe tuh gak sama Gion. Kita bisa kok backstreet dari dia, gue bakal nyimpan rahasia ini Cuma untuk kita berdua.” Jawab Firan meyakinkanku.

“loe yakin Firan..gue belum bisa lepas dari dia. Loe yakin semuanya akan baik-baik aja?”
“gue yakin semuanya akan baik-baik aja. Gue akan tanggungjawab kalo ada apa-apa.”
“iya Fir…gue mau. Makasih ya Fir, loe janji akan nyimpan rahasia ini baik-baik. Gue juga akan usahain untuk secepatnya lepas dari Gion.” Yakinku.
“gue janji buat loe.” Ucap Firan sambil mencium keningku.

***

Udah 2 minggu aku backstreet sama Firan dari Gion. Aku kadang merasa bersalah sama Firan, gimana bisa aku mengiyakan permintaanya untuk jadi yang kedua. Sementara aku tahu, itu pasti akan menyakitkan. Suatu hari aku mendengar sebuah gosip tentang Firan.

“Key, mantan loe si Firan tuh kemaren jalan sama Mita. Mereka jadian yah? Bukannya Mita pacarnya Dio.” Tanya kak Vina, sepupuku.

“emangnya kenapa kak? Kamu  kenal sama Dio n Mita?” jawabku sedikit kaget mendengar pertanyaan itu. Jelas saja, itu menyangkut Firan.
“kenal lah, Dio kan sepupunya Riko. Makanya kakak Tanya sama kamu.”
Aku  baru ingat kalau Riko, pacarnya kak Vina sepupuan sama Dio dan rumahnya pun deketan.

“oh iya kak. Trus kenapa kak? Kakak mau aku nanya sama Firan. Ih gak banget lah kak, nanti dia mikir aku pengen balikan sama dia, sibuk ngurusin dia.” Jawabku.
“iya ya. Ya udah deh,gak usah diurusin ,biar Dio tahu sendiri aja.” Jawab kak Vina kemudian.

Padahal  sebenarnya aku juga pasti akan bertanya sama Firan, secara Firan pacarku. Walaupun jadi yang kedua, tapi bagiku Firan tetep nomor satu. Dan mendengar dia jalan sama cewek lain, sontak aku merasa kaget.

“Fir,loe kemaren jalan sama siapa?” aku mencoba buat tidak langsung menayakan tentang Mita.
“aku kemaren gak jalan kok Key, aku dirumah aja.” Jawab Firan.
“beneran?”
“iya Key, beneran.” Yakin Firan.

“oh, kayaknya Firan mulai nyoba boong sama gue. Apa maksudnya? Apa dia udah bosen sama hubungan ini. Tapi kenapa harus dengan cara kayak gini? Kalo udah gak kuat, kenapa gak bilang aja? Lagian kemaren gue juga gak minta, kan dia sendiri yang minta dijadiin yang kedua, lagian walaupun yang kedua, dia gak harus bebas jalan sama cewek lain juga dong.”  Batinku yang merasa kesal telah dibohongi Firan.

“Key..kenapa diem?” Tanya Firan.
“oh nggak, cuma pengen tahu aja. Oh iya Fir, gue cuma mau bilang. Kalo loe udah gak tahan dengan hubungan kita ini, kita cukup disini aja. Gue juga gak mau loe terus-terusan berada di posisi kayak gini. Loe bisa bebas juga kan mau jalan sama cewek lain, mau nyari cewek lain tanpa ada yang ngalangin.” Ucapku seketika.

“loh kok? Gue seneng kok di posisi kayak gini, gue nikmatin.”
“udahlah Fir, jangan boong. Kemaren loe jalan sama Mita kan. Kalo loe udah jenuh sama hubungan ini, loe bisa bilang sama gue, bukan dengan cara kayak gini. Gue tahu loe yang kedua buat gue, tapi bukan berarti loe bisa bebas jalan sama cewek lain.” Sergahku.

“oh..jadi karena itu loe marah sama gue? Iya gue akuin kemaren gue jalan sama Mita, tapi…”
“udahlah gak ada tapi-tapian. Sekarang gue bebasin loe buat jalan sama cewek lain. Udah cukup loe jadi yang kedua buat gue. Selamat bersenang-senang ya. Maafin gue udah jahat sama loe.” Aku memotong kalimat Firan dan langsung mematikan panggilan. Beberapa kali Firan mencoba menelpon balik, tapi tidak kuhiraukan.
***
2 hari lagi ultahku yang ke-17 dan aku berniat untuk merayakannya. Namun hingga ultahku kali ini, sudah sekitar 1 bulan masalahku dengan Gion tak kunjung usai. Firan yang selalu membuatku tenang, juga telah hilang.
Saat malam pesta ultahku, yang datang pertama kali adalah Gion dan dia langsung terus berada di sampingku dan ikut menyalami teman-temanku yang datang.
“ih..ngapain sih nih Gion disini terus.Ya Allah..aku mohon jauhkanlah Gion dari kehidupanku untuk selama-lamanya.  Gue gak mau kenal dia lagi.” Gumamku dalam hati.

“kak, risih nih sama Gion. Maunya sampingku melulu.oh iya, kak Riko mana?” Aku curhat sama kak Vina,satu-satunya orang yang tahu masalahku dengan Gion.
“kamu pindah aja, jangan ditanggepin,anggap aja dia gak ada kalau dia terus deketin kamu. Kak Riko bentar lagi dateng kok, dia lagi nunggu mobilnya yang dipake Dio buat jalansama Mita.”

“loh masih sama Mita? Kan kemaren kakak bilang Mita jalan sama Firan.”
“iya sih, ternyata Firan sama Mita itu cuma temen deket. Mereka udah lama temenan dan memang sering jalan berdua,kemaren juga Mita minta Firan buat nemenin dia ke took buku soalnya Dio lagi ada kegiatan. Dio juga kenal kok sama Firan.” Jelas kak Vina. Aku kaget dan terdiam mendengarnya, kemaren aku udah curiga sama Firan bahkan langsung mutusin dia. Dia gak sempat ngejelasin soalnya aku udah motong kalimatnya duluan. Aku pun merasa menyesal karena selama ini Firanlah yang selalu nenangin aku.

Satu persatu teman-temanku datang, dan pada saat acara tiup lilin akan dmulai. Teman-temanku yang berada di depan terdengar riuh, sempat terdengar teman perempuanku menjerit. Kamipun mencoba melihat apa yang terjadi. Hampir semua teman-temanku ikut berlarian ke depan rumahku. Saat aku berlari, aku melihat sebuah kendaraan terbaring di depan pagar rumahku dan aku tercengang melihatnya. Itu adalah motor Firan.
“Firan..itu motor Firan. Aku yakin itu. Tapi kenapa Firan disini? Dari tadi aku juga gak ngeliat Firan, dan aku juga gak pernah ngasih tahu dia kalo aku ngerayain pesta.” Au mencoba menerka-nerka.

“Key..Firan.” kak Vina langsung menghampiriku dan menarik tanganku kearah temen-temenku yang sedang mengerumuni sesuatu. Saat melihat apa yang ada di tengah-tengah mereka, seseorang yang terbujur kaku dengan kepala bersimbah darah. Aku terduduk di hadapannya dan sontak aku menjerit sambil meneteskan airmata.

“Firan………bangun Firan. Kenapa bisa kayak gini. Bangun Firan..” aku menjerit memanggil nama Firan. Namun Firan tetap terbaring lemah, beberapa detik kemudian mata Firan perlahan terbuka, dia tersenyum dan dengan bersusah payah dia mencoba meraih pipiku. Aku meraih tangannya dan melekatkannya ke pipiku. Setelah itu dia kembali memejamkan mata dan perlahan tangannya terlepas dari genggamanku.
“Firan……………..”aku menangis dan langsung memeluk firan. Tak kuhiraukan gaun pestaku telah dipenuhi oleh darah. Gion mendekatiku dan menarikku. Tak kuhiraukan panggilannya, aku malah menepis tangannya dari pundakku. Kemudian kak Vina mendekatiku.
“Key, tadi kakak nemuin ini di dekat tubuh Firan.” Kak Vina memberikan sebuah kotak mungil yang lucu.
“dengan meneteskan airmata, perlahan aku membuka kado tersebut. Isinya adalah sebuah kalung bertuliskan my angel dan sebuah kartu kecil.” Aku membaca tulisan di kartu tersebut.
“Keyla my angel,happy birthday ya. walaupun kisah kita begitu singkat,tapi semuanya begitu indah. Makasih ya udah jadi my angel. Aku akan selalu sayang kamu.”
Setelah membaca tulisan itu, aku kembali menangis histeris memanggil nama Firan. Ternyata Firan ingin memberikan kado untukku. Aku menyesal karena beberapa hari yang lalu, aku marah-marah sama Firan dan bahkan sampai mutusin dia karena kecurigaanku yang ternyata salah. Ternyata Firan masih ingat dengan ultahku, dan dia memberikan sesuatu untukku, namun sekarang penyesalanku terlambat. Firan telah pergi dan aku hanya bisa mengungkapkan penyesalan itu pada pusaranya nanti. Tak lama ambulan datang membawa jasad Firan. Gion pun kembali mendekatiku dan mencoba menenangkanku.
“udahlah Key, Firan udah gak ada, gak usah ditangisin.” Ucap Gion.
“diem kamu. Ini semua gara-gara kamu. Aku tuh gak pernah ngarepin kamu ada di pestaku malem ini, udah cukup kamu bikin hidupku tersiksa, penuh tekanan. Bukan hanya sakit hati, tapi sakit jiwa raga. Kamu tuh manusia gak punya hati, aku nyesel kenal sama kamu. Pergi kamu dari hidup aku, sebelum aku berbuat nekad. Silahkan kamu bertobat sebelum kamu nyusul Firan dan kamu bakal tersiksa lebih dari rasa sakit aku yang udah kamu bikin tersiksa. Gue benci loe, jangan pernah anggap gue ada. Gue gak pernah dan gak akan pernah mau lagi denger nama loe dan liat wajah loe dhadapan gue.” Aku memaki-maki Gion di hadapan teman-temanku. Malam itu semua kekesalan yang ku pendam selama ini seketika ku keluarkan.
“Keyla…” Gion mencoba memegang tanganku dan aku langsung menepisnya.
“pergi…..gue gak butuh loe. Loe cuma bikin hidup gue hancur.” Aku menunduk, enggan menatap wajah Gion.  Gion terdiam di hadapanku.
“gue bilang pergi, jangan harepin gue lagi buat kenal sama orang gk punya hati kayak loe. Dosa terbesar gue kenal sama loe. Loe tau itu?” makiku sambil terus menunduk. Aku pergi meninggalkan Gion dan teman-temanku. Gion kembali menarik tanganku.

“jangan coba sentuh gue.” Aku menepis tangan Gion dan berlalu pergi tanpa menghiraukan tatapan heran teman-temanku yang penuh tanda tanya karena makian-makian yang kulontarkan tadi. Aku menarik tangan kak Vina dan memintanya untuk membawaku ke rumah sakit dimana Firan dibawa. Dari kejauhan tak lama kulihat Gion juga berlalu pergi.

“Firan…maafin gue. Maafin sikap gue ke loe, gue udah berpikiran buruk sama loe. Gue nyesel sempet marah-marah sama loe dan bahkan mutusin loe. Disaat gue ingin memperbaikinya, loe udah pergi Fir. Walaupun loe pernah jadi yang kedua buat gue, tapi bagi gue loe tetep yang pertama dan terbaik untuk gue. Gue akan selalu jadi angel buat loe Fir. Semoga loe tenang yah disana, do ague akan selalu ada buat loe.  Simpan cinta gue di tidur panjang loe ya. I love you.” Bisikku kemudian di telinga Firan saat aku telah berada di hadapan jasad Firan. Dihari ultahku ini, Firan memang telah pergi. Namun cintanya akan selalu hidup dihati aku, dan kado itu…adalah kado terakhir dan terindah dari Firan.

Kado terakhir dan terindah


“loe gila ya Win? Gimana bisa loe nyomblangin gue sama mantan loe.” sergahku.“Firan sendiri yang minta,  ya gue kabulin.” Jawab Windi.
Sahabatku satu itu memang gila. Setelah kemaren aku dibuat bingung oleh sesosok penelfon misterius, dan ternyata dia adalah mantan Windi yang ternyata aku kenal. Dan kagetnya, dia sengaja meminta nomor handphoneku pada Windi. Setelah mengungkapkan identitas sebenarnya, Firan malah lebih sering lagi menghubungiku.
“Key, kapan bisa jalan sama loe.” “kapan-kapan deh.”jawabku
Sebenarnya aku merasa gak nyaman sama Windi, tapi perhatian Firan membuatku luluh. Hingga suatu saat.“key, gue sayang sama loe. Loe mau jadi cewek gue?” ucapan Firan mengagetkanku.“Firan..loe mantan sahabat gue, gue gak mungkin jadian sama mantan sahabat gue sendiri. Gue takut dia tersakiti.”udahlah Key, Windi gak papa kok. Dia ikhlasin gue, gue tuh cuma temenan aja sama dia sekarang.”Tiba-tiba panggilan telepon pun tertahan,dan tiba-tiba ada suara Windi.“udahlah Key,santai aja. Kita udah gak ada apa-apa,lagian gue gak mungkin ngabulin permintaan dia buat minta comblangin sama loe kalau gue masih sayang sama dia.” Ucap Windi.“tapi  Win…”
“udah denger sendiri kan,,Windi aja gak pa-pa.” Firan memotong kalimatku dan Windi pun mematikan teleponnya.
“jadi gimana?” Tanya Firan lagi.
“sebenernya sih gue juga sayang sama loe…Cuma..”
“makasih ya Key,gue seneng banget. Jadi lo mau jadi pacar gue.” Lagi-lagi Firan memotong kalimatku. Aku hanya bisa menganggukkan kepala.
“iya Fir..”jawabku kemudian.

***

Gak terasa udah seminggu aku jadian sama Firan. Memang indah,karena perhatian Firan mampu melunakkan hatiku. Namun lama kelamaan aku semakin merasa bersalah dengan Windi. Hingga suatu hari Firan terkejut dengan ucapanku.
“Fir..kayaknya hubungan kita udah gak bisa dilanjutin lagi deh. Aku terus merasa bersalah sama Windi,aku tahu perasaan dia gimana ngeliat kita jalan berdua. Walaupun dia gak bilang, tapi aku tahu Fir..” ucapku.

“Key,Windi gak kayak gitu. Dia ikut seneng kok ngeliat kita. Lagian gak ada apa-apa juga kan, gak ada yang berubah kan dari sikap Windi sejak kita jadian.” 
“iya Fir..tapi aku tahu perasaan dia sebenarnya. Lebih baik kita temenan aja dulu ya.” Aku tetap nekad pengen putus sama dia. Sesaat dia terdiam.

“hmm…ya udah deh kalau memang itu mau kamu. Tapi kita tetep temenan kan,gak pa-pa kan kalo aku tetep sayang sama kamu.” Ucap Firan kemudian.
Aku hanya mengangguk lalu pergi dari hadapan Firan.
Suatu hari Windi mendekatiku, ternyata dia heran melihat aku dan Firan sudah jarang kelihatan berdua.
“Key..mana Firan. Gue gak pernah lagi liat dia sama loe jalan.”
“mmm…gue udah gak sama Firan lagi Win. Gue gak enak sama loe,gimana perasaan loe liat kita jalan, loe kan mantannya dia.” Jawabku jujur.

“ya ampun Key…gak gitu juga kali. Gue nyantai aja,gue gak ada rasa apa-apa lagi sama dia. Ngapain sih loe mutusin dia,,gue ikut seneng liat dia sama loe jadian. Gue tahu loe baik buat dia.” Jelas Windi. Aku hanya bisa terdiam dan mengangkat bahu.
“ya gimana lagi,, udah putus juga,udah kejadian.”lanjutku kemudian.
“gue yakin bentar lagi dia bakal minta loe buat  balikan lagi sama dia. Gue tahu Firan gimana.”

Sepulang sekolah, tanpa ganti baju lagi aku langsung merebahkan diri di kasur empukku. Saat baru akan memejamkan mata, dering handphone mengejutkanku dan tertera nama Firan di sana.

“iya Fir..kenapa?”tanyaku
“kamu lagi ngapain Key? Udah makan belom? Aku ganggu gak?” Tanya Firan bertubi-tubi.
“gak lagi ngapa-ngapain. Gak kok gak ganggu.” Jawabku seadanya.
“gimana kabar kamu, baik-baik aja kan?” Tanya Firan lagi
“baik kok..kamu?”
“baik juga. Ya udah ya Key,baik-baik ya. Aku cuma pengen denger suara kamu aja kok.” Ucap Firan kemudian dan dia langsung mematikan telepon. Mendengar ucapan terakhirnya, aku terdiam.
***

Setelah hampir 1 bulan aku putus dengan Firan, muncul seorang yang ingin jadi pengganti Firan. Namun sama dengan Firan dulu, aku belum kenal lama dengan Gion. Tapi untuk sekedar melupakan Firan bolehlah pikirku. Akhirnya setelah aku pikir-pikir,aku juga menerima Gion. Gak kerasa hubunganku dengan Gion bertahan lama hingga hampir 6 bulan, namun semakin lama aku semakin merasakan bahwa sifat Gion mulai berubah. Dia emosian dan mulai posesif serta temperamental. Aku mulai mencoba untuk lepas dari dia, namun ancaman-ancamannya terus membuatku takut. Hingga hampir satu bulan aku bertahan dalam keadaan penuh tekanan, hingga akhirnya tiba-tiba sosok Firan datang lagi.

“hai Key, gimana kabar loe. Kok kelihatannya loe sakit yah? Pucat banget wajah loe” ujar Firan saat bertemu di sebuah kafe. Memang sejak bermasalah dengan gion, aku mulai berubah. Karena penuh tekanan, aku sering memikirkan masalah itu sehingga kesehatanku menurun. Aku hanya memendamnya sendiri karena aku takut menceritakannya kepada orangtuaku.

“hmm..gak pa-pa kok. Loe ngapain disini?” tanyaku mencoba menghindar dari pertanyaan Firan.
“gak usah bohong Key, gue tahu dari mata loe. Cerita sama gue, gue bakal bantu loe.” Ucap Firan terdengar khawatir.
Akhirnya setelah diyakinkan oleh Firan, aku pun menceritakan semua yang aku alami dengan Gion hingga tanpa sadar aku meneteskan airmata di hadapan Firan.
“hmm..maaf ya Fir, gue jadi cengeng kayak gini.”

“udahlah Key, keluarin aja semua kekesalan loe. Gue akan dengerin loe kok, tenang aja yah. Gue pasti ada buat loe.” Firan merebahkan kepalaku di bahunya. Saat itulah aku merasa tenang dan damai ketika berada di samping Firan.
“Fir…maafin gue yah dulu gue mutusin loe tiba-tiba. Tanpa alasan yang jelas pula.” Aku tiba-tiba membahas masa-masa yang bagiku itu adalah hal bodoh yang telah kulakukan.

“ya udahlah Key,,udah terjadi juga. Sekarang juga kalo loe mau, gue pengen ngajak loe balikan lagi.” Ucap Firan yang serta merta mengagetkanku.
“Fir..loe serius. Loe kan tau gue masih sama Gion.”

“iya Key, gue tau. Tapi gue juga tau kalo hati loe tuh gak sama Gion. Kita bisa kok backstreet dari dia, gue bakal nyimpan rahasia ini Cuma untuk kita berdua.” Jawab Firan meyakinkanku.

“loe yakin Firan..gue belum bisa lepas dari dia. Loe yakin semuanya akan baik-baik aja?”
“gue yakin semuanya akan baik-baik aja. Gue akan tanggungjawab kalo ada apa-apa.”
“iya Fir…gue mau. Makasih ya Fir, loe janji akan nyimpan rahasia ini baik-baik. Gue juga akan usahain untuk secepatnya lepas dari Gion.” Yakinku.
“gue janji buat loe.” Ucap Firan sambil mencium keningku.

***

Udah 2 minggu aku backstreet sama Firan dari Gion. Aku kadang merasa bersalah sama Firan, gimana bisa aku mengiyakan permintaanya untuk jadi yang kedua. Sementara aku tahu, itu pasti akan menyakitkan. Suatu hari aku mendengar sebuah gosip tentang Firan.

“Key, mantan loe si Firan tuh kemaren jalan sama Mita. Mereka jadian yah? Bukannya Mita pacarnya Dio.” Tanya kak Vina, sepupuku.

“emangnya kenapa kak? Kamu  kenal sama Dio n Mita?” jawabku sedikit kaget mendengar pertanyaan itu. Jelas saja, itu menyangkut Firan.
“kenal lah, Dio kan sepupunya Riko. Makanya kakak Tanya sama kamu.”
Aku  baru ingat kalau Riko, pacarnya kak Vina sepupuan sama Dio dan rumahnya pun deketan.

“oh iya kak. Trus kenapa kak? Kakak mau aku nanya sama Firan. Ih gak banget lah kak, nanti dia mikir aku pengen balikan sama dia, sibuk ngurusin dia.” Jawabku.
“iya ya. Ya udah deh,gak usah diurusin ,biar Dio tahu sendiri aja.” Jawab kak Vina kemudian.

Padahal  sebenarnya aku juga pasti akan bertanya sama Firan, secara Firan pacarku. Walaupun jadi yang kedua, tapi bagiku Firan tetep nomor satu. Dan mendengar dia jalan sama cewek lain, sontak aku merasa kaget.

“Fir,loe kemaren jalan sama siapa?” aku mencoba buat tidak langsung menayakan tentang Mita.
“aku kemaren gak jalan kok Key, aku dirumah aja.” Jawab Firan.
“beneran?”
“iya Key, beneran.” Yakin Firan.

“oh, kayaknya Firan mulai nyoba boong sama gue. Apa maksudnya? Apa dia udah bosen sama hubungan ini. Tapi kenapa harus dengan cara kayak gini? Kalo udah gak kuat, kenapa gak bilang aja? Lagian kemaren gue juga gak minta, kan dia sendiri yang minta dijadiin yang kedua, lagian walaupun yang kedua, dia gak harus bebas jalan sama cewek lain juga dong.”  Batinku yang merasa kesal telah dibohongi Firan.

“Key..kenapa diem?” Tanya Firan.
“oh nggak, cuma pengen tahu aja. Oh iya Fir, gue cuma mau bilang. Kalo loe udah gak tahan dengan hubungan kita ini, kita cukup disini aja. Gue juga gak mau loe terus-terusan berada di posisi kayak gini. Loe bisa bebas juga kan mau jalan sama cewek lain, mau nyari cewek lain tanpa ada yang ngalangin.” Ucapku seketika.

“loh kok? Gue seneng kok di posisi kayak gini, gue nikmatin.”
“udahlah Fir, jangan boong. Kemaren loe jalan sama Mita kan. Kalo loe udah jenuh sama hubungan ini, loe bisa bilang sama gue, bukan dengan cara kayak gini. Gue tahu loe yang kedua buat gue, tapi bukan berarti loe bisa bebas jalan sama cewek lain.” Sergahku.

“oh..jadi karena itu loe marah sama gue? Iya gue akuin kemaren gue jalan sama Mita, tapi…”
“udahlah gak ada tapi-tapian. Sekarang gue bebasin loe buat jalan sama cewek lain. Udah cukup loe jadi yang kedua buat gue. Selamat bersenang-senang ya. Maafin gue udah jahat sama loe.” Aku memotong kalimat Firan dan langsung mematikan panggilan. Beberapa kali Firan mencoba menelpon balik, tapi tidak kuhiraukan.
***
2 hari lagi ultahku yang ke-17 dan aku berniat untuk merayakannya. Namun hingga ultahku kali ini, sudah sekitar 1 bulan masalahku dengan Gion tak kunjung usai. Firan yang selalu membuatku tenang, juga telah hilang.
Saat malam pesta ultahku, yang datang pertama kali adalah Gion dan dia langsung terus berada di sampingku dan ikut menyalami teman-temanku yang datang.
“ih..ngapain sih nih Gion disini terus.Ya Allah..aku mohon jauhkanlah Gion dari kehidupanku untuk selama-lamanya.  Gue gak mau kenal dia lagi.” Gumamku dalam hati.

“kak, risih nih sama Gion. Maunya sampingku melulu.oh iya, kak Riko mana?” Aku curhat sama kak Vina,satu-satunya orang yang tahu masalahku dengan Gion.
“kamu pindah aja, jangan ditanggepin,anggap aja dia gak ada kalau dia terus deketin kamu. Kak Riko bentar lagi dateng kok, dia lagi nunggu mobilnya yang dipake Dio buat jalansama Mita.”

“loh masih sama Mita? Kan kemaren kakak bilang Mita jalan sama Firan.”
“iya sih, ternyata Firan sama Mita itu cuma temen deket. Mereka udah lama temenan dan memang sering jalan berdua,kemaren juga Mita minta Firan buat nemenin dia ke took buku soalnya Dio lagi ada kegiatan. Dio juga kenal kok sama Firan.” Jelas kak Vina. Aku kaget dan terdiam mendengarnya, kemaren aku udah curiga sama Firan bahkan langsung mutusin dia. Dia gak sempat ngejelasin soalnya aku udah motong kalimatnya duluan. Aku pun merasa menyesal karena selama ini Firanlah yang selalu nenangin aku.

Satu persatu teman-temanku datang, dan pada saat acara tiup lilin akan dmulai. Teman-temanku yang berada di depan terdengar riuh, sempat terdengar teman perempuanku menjerit. Kamipun mencoba melihat apa yang terjadi. Hampir semua teman-temanku ikut berlarian ke depan rumahku. Saat aku berlari, aku melihat sebuah kendaraan terbaring di depan pagar rumahku dan aku tercengang melihatnya. Itu adalah motor Firan.
“Firan..itu motor Firan. Aku yakin itu. Tapi kenapa Firan disini? Dari tadi aku juga gak ngeliat Firan, dan aku juga gak pernah ngasih tahu dia kalo aku ngerayain pesta.” Au mencoba menerka-nerka.

“Key..Firan.” kak Vina langsung menghampiriku dan menarik tanganku kearah temen-temenku yang sedang mengerumuni sesuatu. Saat melihat apa yang ada di tengah-tengah mereka, seseorang yang terbujur kaku dengan kepala bersimbah darah. Aku terduduk di hadapannya dan sontak aku menjerit sambil meneteskan airmata.

“Firan………bangun Firan. Kenapa bisa kayak gini. Bangun Firan..” aku menjerit memanggil nama Firan. Namun Firan tetap terbaring lemah, beberapa detik kemudian mata Firan perlahan terbuka, dia tersenyum dan dengan bersusah payah dia mencoba meraih pipiku. Aku meraih tangannya dan melekatkannya ke pipiku. Setelah itu dia kembali memejamkan mata dan perlahan tangannya terlepas dari genggamanku.
“Firan……………..”aku menangis dan langsung memeluk firan. Tak kuhiraukan gaun pestaku telah dipenuhi oleh darah. Gion mendekatiku dan menarikku. Tak kuhiraukan panggilannya, aku malah menepis tangannya dari pundakku. Kemudian kak Vina mendekatiku.
“Key, tadi kakak nemuin ini di dekat tubuh Firan.” Kak Vina memberikan sebuah kotak mungil yang lucu.
“dengan meneteskan airmata, perlahan aku membuka kado tersebut. Isinya adalah sebuah kalung bertuliskan my angel dan sebuah kartu kecil.” Aku membaca tulisan di kartu tersebut.
“Keyla my angel,happy birthday ya. walaupun kisah kita begitu singkat,tapi semuanya begitu indah. Makasih ya udah jadi my angel. Aku akan selalu sayang kamu.”
Setelah membaca tulisan itu, aku kembali menangis histeris memanggil nama Firan. Ternyata Firan ingin memberikan kado untukku. Aku menyesal karena beberapa hari yang lalu, aku marah-marah sama Firan dan bahkan sampai mutusin dia karena kecurigaanku yang ternyata salah. Ternyata Firan masih ingat dengan ultahku, dan dia memberikan sesuatu untukku, namun sekarang penyesalanku terlambat. Firan telah pergi dan aku hanya bisa mengungkapkan penyesalan itu pada pusaranya nanti. Tak lama ambulan datang membawa jasad Firan. Gion pun kembali mendekatiku dan mencoba menenangkanku.
“udahlah Key, Firan udah gak ada, gak usah ditangisin.” Ucap Gion.
“diem kamu. Ini semua gara-gara kamu. Aku tuh gak pernah ngarepin kamu ada di pestaku malem ini, udah cukup kamu bikin hidupku tersiksa, penuh tekanan. Bukan hanya sakit hati, tapi sakit jiwa raga. Kamu tuh manusia gak punya hati, aku nyesel kenal sama kamu. Pergi kamu dari hidup aku, sebelum aku berbuat nekad. Silahkan kamu bertobat sebelum kamu nyusul Firan dan kamu bakal tersiksa lebih dari rasa sakit aku yang udah kamu bikin tersiksa. Gue benci loe, jangan pernah anggap gue ada. Gue gak pernah dan gak akan pernah mau lagi denger nama loe dan liat wajah loe dhadapan gue.” Aku memaki-maki Gion di hadapan teman-temanku. Malam itu semua kekesalan yang ku pendam selama ini seketika ku keluarkan.
“Keyla…” Gion mencoba memegang tanganku dan aku langsung menepisnya.
“pergi…..gue gak butuh loe. Loe cuma bikin hidup gue hancur.” Aku menunduk, enggan menatap wajah Gion.  Gion terdiam di hadapanku.
“gue bilang pergi, jangan harepin gue lagi buat kenal sama orang gk punya hati kayak loe. Dosa terbesar gue kenal sama loe. Loe tau itu?” makiku sambil terus menunduk. Aku pergi meninggalkan Gion dan teman-temanku. Gion kembali menarik tanganku.

“jangan coba sentuh gue.” Aku menepis tangan Gion dan berlalu pergi tanpa menghiraukan tatapan heran teman-temanku yang penuh tanda tanya karena makian-makian yang kulontarkan tadi. Aku menarik tangan kak Vina dan memintanya untuk membawaku ke rumah sakit dimana Firan dibawa. Dari kejauhan tak lama kulihat Gion juga berlalu pergi.

“Firan…maafin gue. Maafin sikap gue ke loe, gue udah berpikiran buruk sama loe. Gue nyesel sempet marah-marah sama loe dan bahkan mutusin loe. Disaat gue ingin memperbaikinya, loe udah pergi Fir. Walaupun loe pernah jadi yang kedua buat gue, tapi bagi gue loe tetep yang pertama dan terbaik untuk gue. Gue akan selalu jadi angel buat loe Fir. Semoga loe tenang yah disana, do ague akan selalu ada buat loe.  Simpan cinta gue di tidur panjang loe ya. I love you.” Bisikku kemudian di telinga Firan saat aku telah berada di hadapan jasad Firan. Dihari ultahku ini, Firan memang telah pergi. Namun cintanya akan selalu hidup dihati aku, dan kado itu…adalah kado terakhir dan terindah dari Firan.

Rabu, 11 April 2012

CINTAKU TERPISAHKAN OLEH LEUKIMIA



Kesedihan terpancar di raut muka ku ketika aku melihat rafky pergi meninggalkan ku menggunakan sebuah mobil tua berwarna merah, tak ku sangka orang yang selama ini ada disaat aku butuhkan akan pergi meninggalkan ku,
Selama satu tahun setelah kepergian rafky aku menjadi pendiam, dan setiap malam aku hanya melamun dan memandang ke luar jendela kamarku, aku mengingat ketika dulu aku selalu bersama dengan rafky
saat itu usia ku masih 15 tahun dan aku masih duduk di kelas 1 sma, hari itu gak akan pernah aku lupakan.. dimana aku jadian dengan rafky..

FLASH BACK
Aku dan rafky adalah sahabat dari kecil, sejak bayi kami sudah tinggal bersebelahan rumah, kemana-kemana kami selalu pergi bersama, hingga teman-teman di sekolah kami memanggil kami sahabat kembar, aku tidak tau dari kapan teman-teman kami memberi julukan itu kepada kami, tapi yg jelas julukan itu sudah ada dari sejak kami kelas 2 sd hingga sekarang, dan kami menyukai julukan itu..
Pagi itu cuaca mendung
“mel, melan!” teriak rafky di depan rumahku
“kenapa?” jawabku dari jendela kamarku
“cepet keluar, aku mau ngajakin kamu ke rumah ardi”
“mau ngapain kesana?”
“udah ikut aja bawel”
aku keluar rumah dan menghampiri rafky yg tengah menunggu ku di depan rumah menggunakan motor matic berwarna biru miliknya... selama dijalan rafky terlihat berbeda dengan hari-hari biasanya, dia adalah orang yang crewet, namun saat itu dia terlihat begitu berbeda, mukanya terlihat pucat dan gugup..
“kamu knp ky?” kataku pada rafky

Rafky tidak menjawab pertanyaan ku dan hanya menggelengkan kepala. Apa yang sebenarnya terjadi pada rafky? Aku sangat bingung ketika itu, tidak lama kemudian dia berhenti di sebuah taman dan menyuruhku untuk turun.
“kenapa berhenti disini ky? Tingkahmu itu bikin aku bingung”  tanya ku kesal kepada rafky
“lihat kebelakang mel” jawab rafky santai

Aku terkejut ketika aku memalingkan badan ku ke arah belakang, dan disana aku melihat taman indah dengan rangkaian bunga mawar yg dirangkai sedemikian rupa hingga tertulis I LOVE U di tengah taman itu,
“hah? Apa ini ky?”
“ih dodol, masak enggak ngerti si sama maksud aku?  Jawab rafky sambil mencubit kedua pipiku
“seriusan aku gak ngerti ky”
“oke-oke, aku jawab pertanyaan kamu.. mel, ak itu sayang sama kamu”
“so?”
“dasar bawel,kamu mau gak jadi pacar aku?” tanya rafky serius
“mau gak ya? Hmm... ak mau ky” jawabku dengan pasti
“serius mel?”
“mmm... he’em..”

Ketika kami akan meninggalkan taman, tiba-tiba hujan turun dengan deras nya seakan tidak menginginkan kami meninggalkan taman itu.. kami meneduh di bawah salah satu gazebo yang ada di taman itu.. hujan tidak kunjung reda, sehingga kami pun lama di taman itu.. rafky menyanyikan sebuah lagu untukku, lagu yang menggambarkan perasaannya pada ku pada saat itu..

Tanggal 13 Oktober 2009 tepat ketika aku berulang tahun yang ke 15 itulah dia menembakku, aku tidak akan pernah melupakan satu detik pun kenangan itu.. Semenjak hari itu hidup aku terasa berbeda dan menjadi lebih indah, refky selalu membuat aku tersenyum ketika bersamanya, setiap pagi dia selalu menaruh setangkai bunga mawar merah di depan pintu rumahku, di sekolah pun dia juga selalu memberi kejutan yang berbeda-beda setiap harinya.

Satu tahun setelah kami berpacaran aku terkejut ketika rafky berkata padaku bahwa dia akan pindah ke kalimantan untuk melanjutkan sekolah disana, saat itu kami sedang makan di kantin sekolah, dia menatapku seakan tidak ingin memalingkan pandangan nya dari wajahku
“mel,.” panggil rafky
“kenapa ky?” jawabku sambil tersenyum
“gimana kalok misalkan aku pergi jauh ninggalin kamu, apa kamu bakalan kangen sama aku? Ucap rafky serius
“maksud kamu apa ky? Kamu mau ninggalin aku?”
“mel, besok ayahku akan di pindah tugasin ke kalimantan sama atasan nya”
“kamu serius ky? Gak usah bercanda geh ky, gak lucu ah”
“apa muka aku kelihatan lg bercanda mel?”

Pada saat itu aku tidak sanggup menjawab petanyaan dari rafky, aku berlari pergi meninggalkan meja dimana aku duduk dengan rafky... rafky memanggilku dan mengejarku namun aku tetap tidak mau berhenti. Aku masuk ke kelas dan disana aku menangis, kiki salah satu sahabatku melihatku menangis dan ia datang menghampiriku dan bertanya padaku,
“kamu kenapa mel?” tanya kiki
“gak papa ki”
“gak mungkin kamu nangis kalok gak ada sesuatu yang terjadi sama kamu”

Kiki bingung kenapa aku menangis, pada saat itu rafky datang dan menjelaskan semua pada kiki... rafky menyuruh kiki untuk meninggalkan kami berdua di kelas, rafky meminta maaf kepada ku tentang masalah di kantin tadi, aku yang sedang emosi dan masih belum bisa menerima kenyataan itu akhirnya menyuruh rafky meninggalkan ku di kelas...
Dan keesokan hari nya, rafky dan keluarganya benar-benar serius pindah ke kalimantan
Usia ku kini telah menginjak 17 tahun, sejak kepergian rafky dia tidak pernah mengirimi ku kabar sama sekali, apa mungkin rafky sudah melupakan ku? Aku tidak pernah tau sekarang dia tinggal dimana..

Disaat aku sedang asyik melamun dan melihat bintang-bintang  di langit tiba-tiba seseorang mengaget kan ku dari belakang,
“hey !!” tegur shifa
“eh fa, kamu ngagetin aja, sama siapa kesini?” jawabku
“sama temen-tmen mel, mereka ada di ruang tamu, tadi ibu kamu nyuruh aku masuk ke kamar kamu buat manggil kamu”
“oh, suruh aja mereka masuk kesini, aku lg males ni mau keluar kamar”
“kamu itu kapan mel eggk males, selalu jawab kayak gitu, udahlah kamu itu jangan mikirin rafky terus, pikirin tu si dany, kurang apa si dia? Dia itu baik sama kamu, perhatian, tapi kenapa kamu gak pernah mau nanggepin dia?
“gak papa fa, aku belum bisa buka hati buat cowok laen,”
“kapan kamu bisa lupa sama rafky kalok kamu setiap hari Cuma ngurung diri di kamar dan enggak pernah mau bergaul di luar rumh” sahut kiki
“benr itu yang di bilang sma kiki mel,” timpal anis
“kalian ini, bisa aja kalok ngomong.. belum saat nya buka hati buat cowok laen”
“mel, kapan kamu itu bisa buka hati buat cowok laen? Sedangkan setiap ada cowok yang suka sama kamu dan mau deketin kamu, kamu selalu bilang sama mereka kalok kamu belum bisa buka hati buat mereka” bentak shifa
“kamu bener  fa, aku bodoh.. rafky gak pernah minta aku nungguin dia sampek dia kembali kesini lagi” ucap ku sambil meneteskan air mata
“mel, apa mungkin rafky itu kembali kesini lagi? Itu gak mungkin, kalok dia emang bakal kembali ke sini lagi dia pasti bakalan bilang sama kamu sebelum dia pergi?” kata shifa menasehatiku

Malam ini teman-teman ku akan menginap dirumahku, ketika kami sedang asyik mengobrol hp ku tiba-tiba berbunyi, aku tidak tau siapa yg menelpon dan aku langsung mengangkatnya
“halo, dengan siapa ya, ?”tanya ku pada org tersebut

Setelah lama aku menunggu dan orang tersebut tidak menjawab sapaan ku aku mengulangi nya lagi
“siapa ini?”

Karna lama tidak menjawab akhirnya aku matikan telpon nya,
“siapa mel yg menelpon?” tanya kiki
“gak tau ki, sama dia enggak di jawab, mungkin SB” jawab ku meledek
“apa itu SB mel?”
“salah sambung,” jawabku tersenyum,

Tidak lama kemudian nomer yg tadi menelpon lagi, kali ini aku berikan hp nya kepada kiki, aku menyuruh kiki untuk mengangkat nya.. namun kiki tidak mau, akhirnya shifa menawarkan diri untuk mengangkatnya
“halo, ini siapa ya?” tanya shifa dengan lembut
“bisakah aku bicara dengan melan?” jawab penelpon itu
“bisa, emang ini siapa?” tanya shifa kembali..
“ini teman nya,” kembali penelpon itu menjawab

Kemudian shifa memberikan hp itu kepadaku, namun disaat aku bertanya kepada penelpon itu dia hanya diam saja dan tidak mau menjawab pertanyaanku sama sekali, aku sangat marah dengan orang itu dan aku mematikan telpon nya,.. aku non-aktifkan hp ku dan menaruhnya di atas meja
“kenapa mel? Tanya anis
“gila emang dia itu, dari tadi aku ngomong enggak di jawab sama sekali, emang tadi itu siapa si fa?” tanya ku pada shifa.
“aku gak tau mel, dia Cuma bilang kalok dia itu temen kamu,” jawab shifa bingung
“cewek apa cowok?”
“cowok mel,”
“udahlah lupain aja, aku ngantuk mau tidur.. kalian udah ngantuk belum? Udah jam 11 tu”
“kalian tdur duluan aja kalok udah ngantuk, aku mau chatting-an dulu sama pacar aku, boleh aku pinjem hp kamu mel?” kata shifa
“boleh, ambil aja tu di atas meja”

Mentari pagi mulai menampakkan diri dan menggantikan bulan menghiasi langit.. terdengar dari luar kamar ku suara ibu membangunkan ku dan sahabat-sahabat ku, tak lama kemudian aku terbangun dan membuka pintu menghampiri ibu ku yang sedang berdiri di depan pintu kamar..
“hari ini kamu libur sekolah kan, kamu jaga rumah ibu dan ayah mau pergi menjenguk paman mu di rumah sakit, tadi malam paman masuk rumah sakit” kata ibu...
“iya bu, hati-hati ya.. ini kan masih pagi kenapa ibu buru-buru pergi? Jawabku kepada ibu
“tidak apa-apa mel, kasihan bude sendirian nemenin paman di rumah sakit, ibu sudah siapkan sarapan untuk kalian di meja makan,”
“iya bu,”
“tante pergi dulu ya, tante titip melan..” kata ibu kepada teman-temanku
“iya tante,” jawab anis

Aku berjalan di belakang ibu mengantarkan nya sampai di depan pintu rumah, pada saat aku berdiri di depan rumah aku tiba-tiba ingat dengan rafky, aku rindu dengan dia, aku berharap pagi ini akan ada setangkai bunga mawar tergeletak di depan pintu rumah ku, namun itu hanya angan-angan yang tidak mungkin akan terwujud... aku menutup pintu rumah lalu masuk ke dalam kamar dan menemui sahabat-sahabatku yang sedang berbaring di atas tempat tidurku, aku melihat keluar jendela, aku ingat masa-masa dulu ketika rafky masih disini bersamaku... cuaca hari ini benar-benar persis ketika aku jadian dengan rafky dulu, mendung dan tenang, aku melihat keluar jendela dan melihat langit, aku harap hari ini akan turun hujan... besok adalah 2 tahun aku jadian sama rafky, apa dia masih ingat tanggal itu? Tanyaku dlm hati dan tanpa aku sadar aku telah meneteskan air mata..
“mel, kamu kenapa?” tanya sahabat-sahabatku,
“aku ingat sama rafky, hari ini mirip banget sama hari dimana aku jadian sama dia” jawabku sambil menangis
“mel, aku yakin rafky disana juga masih ingat kalok besok adalah 2tahun kalian jadian” ucap shifa sambil mengelus punggungku
“kamu tau dari mana kalok dia inget tentang besok” tanya ku penasaran
“firasat aku bilang kayak gitu mel, oh iya, tadi malam dany sms aku, dia bilang hari ini mau ngajakin kamu maen, kamu mau gak mel?”
“udah mau aja lo mel, buat menghibur diri kamu yang lg sedih” sahut anis
“bilang aja sama dany nanti jam 11 suruh jemput” jawabku
“kamu serius mau mel?”
“iya fa, aku mau... tapi kalian jagain rumahku ya, jangan pergi kemana-kemana”
“oke’’ bisa di atur say”

Mungkin memang benar kata sahabat-sahabat ku kalok aku itu butuh refreshing agar bisa menenangkan pikiran dan melupakan semua masalah yang ada dalam hidupku, aku harus bisa membuka diri untuk laki-laki lain.. jam menunjukkan pukul 6.30 tepat, aku dan sahabat-sahabatku pergi ke dapur untuk sarapan pagi, ibu memasak semur jamur kesukaan ku dan rafky semasa kami masih duduk di bangku smp dulu, aku hanya tersenyum melihat masakan itu.. setelah selesai sarapan kami langsung membereskan rumah dan setelah itu kami menonton tv di ruang keluarga, ketika kami sedang asyik menonton tv, hp shifa berbunyi dan ia pergi menjauh dari kami untuk mengangkat telpon seakan tidak mau kami tau siapa yang menelpon nya.. shifa membuka pintu depan rumah dan keluar, tidak lama kemudian shifa masuk kembali kedalam rumah, dan kembali menonton tv bersama kami lagi...
Tidak terasa jam kini telah menunjukkan pukul 10.15, kemudian aku bersiap-siap untuk pergi jalan-jalan bersama dany...
“good luck ya friend,” kata shifa dengan tersenyum ke arahku
“oke fa,” jawabku

Shifa tersenyum melihat kearahku, aku tidak ingin membuat sahabat-sahabatku selalu sedih jika mereka melihat keadaanku yang seperti ini terus, aku ingin membuat mereka semua bahagia, setelah aku selesai menyiapkan semuanya, aku berdiri di depan kaca dan berkata
“aku harus bisa membahagiakan semua orang yang sayang sama aku”

Kemudian aku berjalan menuju ruang keluarga dimana sahabat-sahabatku sedang menonton tv, aku menghampiri mereka dan tersenyum lalu berkata
“doa’in hari ini aku sukses ya,”
“kamu pasti bisa kalok kamu mau berusaha mel,” kata shifa
“iya, pasti aku bisa teman-teman”
“aku nungguin dika diluar aja ya fa,”
“iya mel...”
“bye-bye friend”
“bye”

Saat aku membuka pintu, begitu terkejut nya aku ketika melihat setangkai bunga mawar merah tergletak di depan pintu rumah ku... aku menangis dan mengambil bunga itu, aku kembali lagi masuk ke dalam ruang keluarga, di depan shifa, kiki, dan anis aku menunjukkan bunga mawar itu ke arah mereka dan menangis sekuat yang aku bisa, rasa rindu ku yang selama ini aku pendam di dalam hati benar-benar tidak bisa aku simpan lagi, disana mereka langsung memelukku dan ikut menangis seakan mereka merasakan perasaan yang sedang aku rasakan saat ini...
“siapa orang yang menaruh mawar ini di depan pintu?” tanya ku sambil menangis,

Tak ada satupun yang menjawab pertanyaanku tersebut, aku mencoba menahan air mata ku yang terus mengalir di pipiku,
Tin....tin...tin...
Terdengar suara klakson motor dari luar rumah
“itu mungkin dany mel, kamu samperin aja dia” kata anis memberi tahu

Aku langsung lari keluar menghampiri dany dan menanyakan mengenai bunga mawar yang tergeletak di depan pintu rumah ku itu...
“dan, apa kamu tadi yang narok bunga mawar di depan rumah aku?” tanyaku dengan penuh tanda tanya di dalam hati
“bukan mel, emang kenapa?” balik dany mengajukan pertanyaan kepadaku..
“gak papa dan, ya udahlah lupain aja, kamu mau ngajak aku kemana?”
“oh... udah kamu ikut aja, nanti kamu bakal tau sendiri”

Aku hanya tersenyum dan memandangi wajah dany,
“udah to mel, ikut aja, aku tau saat ini kamu belum bisa buka hati buat aku, aku gak akan paksain kamu kok mel” kata dany padaku
“maaf dan, bukan gitu maksud aku,”
“iya mel, gak papa, ya udah ayok naik”

Begitu lama kami menelusuri jalan yang entah kemana dani akan membawaku pergi, 2 jam perjalan akhirnya dani memberhentikan motornya dan memarkirkan nya di sebuah rumah sakit swasta yang bisa di bilang rumah sakit exclusive, aku tidak mengerti kenapa dany mengajakku kesini...  dany mengajakku memasuki rumah sakit dan melangkah melalui koridor-koridor rumah sakit tersebut, aku membaca di atas dinding tertulis ruang penyakit kanker dan kami berhenti di salah satu ruang bernama ruang mawar nomer 13, aku semakin bingung dengan dani, apa yang sebenarnya akan dany tunjukkan kepada ku, aku menarik tangan dany ketika ia hendak membuka pintu ruang kamar tersebut, dany menoleh dan tersenyum ke arahku... ketika dany membuka pintu ruang kamar tersebut dia menyuruhku untuk masuk duluan ke dalam, aku hanya menurut dengan perintah dany, aku kaget ketika melihat kedua orang tua ku ada di dalamnya, dan disitu juga aku melihat orang tua rafky, aku semakin bingung dengan keadaan ini.. ketika aku melihat ke sudut kamar yang lebar itu aku melihat seorang pria terbaring tak berdaya di atas tempat tidur, aku seperti tidak asing dengan pria itu tapi siapa aku belum tau pasti, aku mencoba mendekatinya dan betapa terkejutnya aku ketika melihat dan mengetahui siapa pria yang ada di atas tempat tidur itu, ternyata pria itu adalah rafky orang yang selama ini aku tunggu-tunggu kedatangan nya... tanpa basa basi aku langsung memeluk tubuh nya dengan erat, aku menangis dan masih belum mengerti dengan semua ini, namun rafky hanya tersenyum melihatku
“ky, aku kangen banget sama kamu, kenapa kamu gak pernah kasih aku kabar? Apa kamu udah lupa sama aku? ” tanya ku dengan rasa rindu yang sudah memuncak
“aku juga kangen sama kamu bawel, kamu apa kabar? Tambah cantik aja sekarang, aku gak mungkin mel lupa sama kamu” jawab rafky
“terus kenapa kamu gak kasih aku kabar? Kamu bilang kamu ke kalimantan, tapi kok masih disini?”

Semua orang diruangan itu keluar meninggalkan aku dan rafky berdua disini, rafky pun mulai menjelaskan semua yang terjadi kepada ku dan betapa terkejut nya aku ketika ia bilang bahwa ia menderita penyakit leukimia stadium akhir, aku menangis di depan rafky dan dia menyuruhku agar tidak menangis karna itu hanya akan membuatnya bersedih,
“kamu bo’ong kan ky? Kamu enggak serius kan?” tanya ku memastikan semua perkataan nya
“enggak mel, aku serius, kamu dari dulu enggak pernah berubah ya, selalu aja enggak pernah mau percaya sama aku”
“gimana aku bisa percaya jika semua ini terjadi sama kamu ky,”
“selama 1 tahun ini aku selalu memperhatikan perkembanganmu, aku sedih ketika mendengar dari ayah sama ibu kamu kalok kamu sekarang menjadi wanita yang pendiam mel, dulu waktu aku pertama kali mendengar kalok aku menderita penyakit leukimia aku sama kayak kamu mel, aku syok banget, makannya aku memutuskan untuk pergi meninggalkan kamu agar kamu tidak terlalu menderita dengan penyakit aku ini. cukup aku aja yang menderita mel, dokter bilang umur aku sudah tidak lama lagi mel..”
aku mengerti dengan sifat rafky dan semua yang dia pikirkan, aku tidak ingin membuatnya semakin sedih karna melihatku menangis, aku ingin membuat hari-hari terakhir rafky menjadi lebih indah...
shifa, kiki, dan anis masuk ke dalam ruang dimana aku dan rafky berada di dalamnya, mereka mengejutkanku, shifa menjelaskan semuanya kepada ku bahwa orang yang menelpon ku tadi malam itu adalah rafky, bunga mawar itu juga dari rafky, dari tadi malam ternyata rafky, shifa, dan dany sudah menyiapkan semua ini untuk ku...
anis, kiki dan aku terkejut mendengar semua ini...
“mel, aku pengen pergi ke taman dimana kita dulu jadian,” pinta rafky
“iya ky, aku akan bawa kamu kesana” jawabku

Ayah rafky dan ayahku memapah rafky masuk ke dalam mobil sedangkan aku membawa kan kursi roda untuk rafky, badan rafky terlihat begitu kurus dan lemah, aku sangat sedih melihat penderitaan yang di hadapi oleh rafky, namun aku hanya dapat tersenyum untuk menghiburnya.. tak lama kemudian kami sampai di taman, aku mendorong rafky menggunakan kursi roda, ketika aku akan mendorong kursi roda, rafky memegang tanganku dan menyuruh dany yang mendorong kursi rodanya, seluruh keluarga ku dan keluarga rafky serta sahabat-sahabatku melihat kami bertiga dengan tersenyum.. rafky meminta dany membawanya ke gazebo yang dulu aku gunakan untuk berteduh dari hujan dengan rafky... disana dany meninggalkan kami berdua, rafky menyanyikan lagu yang dulu ia pernah nyanyikan untuk ku, aku hanya bisa menangis, kemudian rafky menghapus air mata yang mengalir dipipiku dengan kedua tangan nya...
“aku tidak mau melihat air matamu mel” kata rafky

Setelah lama kami mengobrol disana rafky menyuruhku untuk memanggil dany,, aku pergi meninggalkan rafky untuk mencari dany, saat aku sudah bertemu dengan dany, aku memeluknya lalu menangis di dalam dekapan dany ..
“aku gak kuat ngadepin semua ini dan, aku udah lama nungguin rafky kembali sama aku, tapi kenapa disaat rafky kembali semuanya menjadi seperti ini dan?” ucapku sambil menangis di dalam pelukan dany
“udah mel, kamu yang sabar aja ya, semua ini sudah ada yang mengaturnya” jawab dany

Dany melepaskan ku dari pelukannya dan mengajakku untuk menemui rafky, dari kejauhan aku melihat rafky meneteskan air mata, namun rafky langsung megusap air matanya seakan ia tidak ingin aku dan dany melihat kesedihan yang terpancar di raut mukanya...
“dan, apa kamu mau menjaga melan setelah aku pergi nanti?” pinta rafky kepada dany
“kamu itu ngomong apa ky, aku yakin kamu akan sembuh” jawab dany
“enggak dan, aku gak akan sembuh”
“kamu adalah satu-satu nya orang yang berhak dan pantas menjaga melan ky,”
“bukan aku, tapi kamu dan, aku serahin semua sama kamu, aku yakin kamu bisa gantiin aku menjaga melan” jawab rafky pada dany
“mel, aku sayang sama kamu, aku harap kamu bisa hidup bahagia dengan dany tanpa aku disisi kamu lagi..” kata rafky padaku

Aku hanya bisa menangis mendengar semua itu, rafky menarik tangan dany dan menaruhnya di atas tangan ku seakan ia ingin agar aku bersama dengan dany, pada saat itu tangan rafky yang sedang menggenggam tanganku dan dany tiba-tiba terjatuh diatas pangkuan nya dan matanya tertutup untuk selamanya... aku menangis dan kemudian memeluk tubuh rafky yang sudah terbujur kaku di atas kursi roda itu... aku tidak menyangka bahwa rafky akan meninggalkan ku untuk yang kedua kali nya dan kali ini ia tidak akan pernah kembali kepada ku lagi untuk selama-lamanya.,

what's love ?

Cinta adalah sebuah perasaan yang diberikan oleh Tuhan pada sepasang manusia untuk saling…. (saling mencintai, saling memiliki, saling memenuhi, saling pengertian dll). Cinta itu sendiri sama sekali tidak dapat dipaksakan, cinta hanya dapat brjalan apabila ke-2 belah phiak melakukan “saling” tersebut… cinta tidak dapat berjalan apabila mereka mementingkan diri sendiri. Karena dalam berhubungan, pasangan kita pasti menginginkan suatu perhatian lebih dan itu hanya bisa di dapat dari pengertian pasangannya.

Cinta adalah memberikan kasih sayang bukannya rantai. Cinta juga tidak bisa dipaksakan dan datangnya pun kadang secara tidak di sengaja. CInta indah namun kepedihan yang ditinggalkannya kadang berlangsung lebih lama dari cinta itu sendiri. Batas cinta dan benci juga amat tipis tapi dengan cinta dunia yang kita jalani serasa lebih ringan.

Cinta itu perasaan seseorang terhadap lawan jenisnya karena ketertarikan terhadap sesuatu yang dimiliki oleh lawan jenisnya (misalnya sifat, wajah dan lain lain). Namun diperlukan pengertian dan saling memahami untuk dapat melanjutkan hubungan, haruslah saling menutupi kekurangan dan mau menerima pasangannya apa adanya, tanpa pemaksaan oleh salah satu pihak. Berbagi suka bersama dan berbagi kesedihan bersama.

Cinta itu adalah sesuatu yang murni, putih, tulus dan suci yang timbul tanpa adanya paksaan atau adanya sesuatu yang dibuat-buat, Menurut saya pribadi cinta itu dapat membuat orang itu dapat termotivasi untuk melakukan perubahan yang lebihb aik daripada sebelum ia mengenal cinta itu. Cinta itu sesuatu yang suci dan janganlah kita menodai cinta yang suci itu dengan ke-egoisan kita yang hanya menginginkan enaknya buat kita dan ndak enaknya buat kamu. TIPS; untuk mengawetkan cinta dibutuhkan PENGERTIAN!

Suatu perasaan terdalam manusia yangmembuatnya rela berkorban apa saja demi kebahagiaan orang yang dicintainya. Pengorbanannya itu tulus, tidak mengharap balasan. Kalau misalnya memberi banyak hadiah ke seseorang tapi dengan syarat orang itu harus membalasnya dengan mau jadi kekasihnya, itu bukan cinta namanya. CInta tidak bisa diukur dengan materi ataupun yang berasal dari dunia fana. Dan percayalah… cinta terbesar biasanya selalu datang dari ibu kandung, bukan dari pacar (sebab cinta pacar bisa luntur suatu saat atau setelah menikah kelak).

Cinta, membuat bahagia, duka ataupun buta. Cinta itu penuh pengorbanan, kepahitan, keindahan dan kehangatan. Cinta adalah sebuah keinginan untuk memberi tanpa harus meminta apa-apa, namun cinta akan menjadi lebih indah jika keduanya saling memberi dan menerima, sehingga kehangatan, keselarasan dan kebersamaan menjalani hidup dapat tercapai. CInta adalah kata yang memiliki banyak makna, bergantung bagaimana kita menempatkannya dalam kehidupan. Ai wa atatakai koto da.

Cinta itu bisa membuat orang buta akan segalanya hanya demi rasa sayang terhadap sang kekasih. Kita juga tau apa maknanya cinta itu. Cinta psti bisa membuat orang merasakan suka dan duka pada waktu yang sama ketika kita berusaha mendapat kebahagiaan bersama. Jadi bukanlah kebahagiaan untuk kita sendiri. Meskipun demikian kita jangan samapi salah langkah agar tidak menuju kesengsaraan. Lakukanlah demi orang yang kamu kasihi agar kau tidak merasa sia-sia tanpa guna. Karena hal itulah yang membuat hidup menjadi lebih hidup (Losta Masta).

Cinta adalah perasaan hangat yang mampu membuat kita menyadari betapa berharganya kita, dan adanya seseorang yang begitu berharga untuk kita lindungi. CInta tidaklah sebatas kata-kata saja, karena cinta jauh lebih berharga daripada harta karun termahal di dunia pun. Saat seseorang memegang tanganmu dan bilang ” Aku cinta kamu…” pasti menjadi perasaan hangat yang istimewa! Karena itu, saat kamu sudah menemukan seseorang yang begitu berharga buat kamu, jangan pernah lepaskan dia! Namun adakalanya cinta begitu menyakitkan, dan satu-satunya jalan untuk menunjukkan cintamu hanyalah merlekan dia pergi.

Cinta itu adalah sebuah perasaan yang tidak ada seorangpun bisa mengetahui kapan datangnya, bahkan sang pemilik perasaan sekalipun. Jika kita sudah mengenal cinta, kita akan menjadi orang yang paling berbahagia di dunia ini. Akan tetapi, bila cinta kita tak terbalas, kita akan merasa bahwa kita adalah orang paling malang dan kita akan kehilangan gairah hidup. Dengan cinta, kita bisa belajar untuk menghargai sesama, serta berusaha untuk melindungi orang yang kita cintai, apaun yang akan terjadi pada kita. Ai ga kirei’n da!

Cinta merupakan anugerah yang tak ternilai harganya dan itu di berikan kepada makhluk yang paling sempurna, manusia. Cinta tidak dapat diucapkan dengan kata-kata, tidak dapat dideskripsikan dengan bahasa apaun. Cinta hanya bisa dibaca dengan bahasa cinta dan juga dengan perasaan. Cinta adalah perasaanyang universal, tak mengenalgender, usia, suku ataupun ras. Tak perduli cinta dengan sesama mansuia, dengan tumbuhan, binatang, roh halus,ataupun dengan Sang Pencipta.

Senin, 20 Februari 2012

Ketika Takdir Memisahkan Cinta


Rasanya sudah terlepas semua beban yang dirasakan Aurel, siswi kelas XII SMU Harapan Bangsa ini telah menyelesaikan Ujian Akhir Sekolah nya, kini ia hanya tinggal menunggu saat-saat yang paling dinanti-nantikan yaitu pengumuman hasil Ujian Akhir Nasional (UAN).

Bel rumah Aurel telah memanggil penghuni rumah tersebut untuk segera menyambut seseorang yang telah menunggu di depan pintu rumah itu. Tak lama kemudian Aurel pun keluar. Setelah ia membuka pintu, seseorang yang telah ia nantikan sudah berdiri di depan pintu pagarnya dengan segala pesona cintanya.

“Itu buku apa?” Dava menanyakan tentang sebuah buku yang sedang dipegang Aurel.

“Hmm, ini aku lagi coba-coba bikin puisi,” kata Aurel. “Kamu bisa bikin puisi?” lanjut Aurel.

Dava hanya tersenyum mendengar kata-kata Aurel. Tanpa mengeluarkan sepatah kata pun Aurel segera menyerahkan selembar kertas dan pena kepada Dava. Dava segera menuliskan kata-kata yang terangkai dengan indah.
Setelah selesai menulis Dava segera menyerahkan kertas tersebut kepada Aurel dan meminta untuk membacakannya. Di bawah cahaya bulan purnama yang diselimuti langit malam dan berhiaskan gemerlap sang bintang Aurel membacanya perlahan-lahan.

Jika di dunia ini, ada banyak orang yang sayang sama kamu
Aku pasti salah satunya…
Jika di dunia ini, hanya ada satu orang yang sayang sama kamu
Orang itu pasti aku…
jika di dunia ini, Tidak ada orang yang sayang sama kamu
Itu berarti, aku telah tiada…


Aurel terdiam sesaat setelah membaca tulisan dari Dava, ia merasakan kata-kata tersebut masuk ke dalam relung hatinya yang paling dalam dan sepertinya sudah tidak bisa keluar lagi.
“Dava, kayaknya waktu kita untuk bersama udah gak lama lagi deh,” kata Aurel dengan nada yang sedih.
“Kenapa?”
“Rencananya aku mau melanjutkan kuliah aku di Australia dan itu berarti kita harus berpisah.”
“Walaupun hal itu harus terjadi, hubungan kita ini gak boleh berakhir, cinta ini gak akan bisa dipisahkan apapun kecuali kematian, aku percaya kamu Aurel.”
Kemudian Dava memainkan sebuah lagu yang diciptakannya sendiri khusus buat Aurel. Lagu itu mengalun dengan lembut, syairnya yang begitu indah, diiringi melodi gitar yang menusuk kalbu yang senantiasa menenggelamkan kegelapan malam. Lagu itu sepertinya menjadi sebuah tanda perpisahan bagi mereka.
************
“Aurel, ayo cepat nanti kamu ketinggalan pesawat,” teriak mamanya dari lantai bawah rumahnya. Aurel masih terdiam di kamarnya menunggu kehadiran Dava. Ia begitu resah karena Dava tak kunjung datang padahal ini hari terakhirnya di Indonesia. Sampai tiba saatnya Aurel pergi meninggalkan rumahnya, Dava tak juga datang. Air matanya pun tak lagi bisa terbendung.
Ternyata Dava sudah ada di bandara sebelum kedatangan Aurel. Di tangannya terlihat sebuah gitar lengkap dengan tasnya.
“Aurel, gitar ini aku berikan buat kamu sebagai kenang-kenangan dariku dan sebagai pengganti diriku jika kamu merindukan aku, dan aku mohon saat kamu kembali ke sini lagi kamu harus bisa memainkannya dan kamu harus bisa memainkan lagu yang waktu itu aku ciptakan buat kamu.” Dava menggenggam erat kedua tangan Auerel. Air mata jatuh membasahi pipi keduanya.
“Dava, aku janji aku pasti bisa melakukan itu semua. Sekarang aku minta berikan aku senyuman indahmu  seperti kamu tak akan pernah membiarkanku pergi, saat kukembali nanti aku akan menyanyikan lagu itu dengan gitar ini, aku janji.”
Dengan berat hati Aurel segera meninggalkan Dava menuju pesawatnya. Air mata tak henti-hentinya membanjiri wajah mereka.
***
Di Australia Aurel bertemu dengan Dimas, kebetulan ia adalah teman satu universitas Aurel yang kebetulan juga berasal dari Indonesia. Dimas dikenal sebagai seorang yang pandai memainkan gitar, hal itu tentu tidak disia-siakan Aurel untuk belajar gitar dengannya. Setiap harinya ia selalu menyempatkan diri untuk berlatih gitar dengan Dimas setelah jam kuliah selesai. Dimas sendiri juga tidak pernah merasa bosan saat mengajari Aurel bermain gitar.
Selama ini Aurel dan Dava masih suka berhubungan lewat e-mail dan terkadang Aurel menelpon Dava yang berada di Jakarta untuk sekedar menanyakan kabar dan bagaimana kuliahnya. Suatu sore ia datang ke apartement Dimas dengan sebuah gitar di tangannya.
“Kamu sudah mulai mahir main gitarnya,” seru Dimas. “Kenapa sih, kayaknya kamu ingin sekali bisa bermain gitar, kamu suka banget ya sama musik?” lanjut Dimas, sambil memberikan minuman buat Aurel.
“Sebenarnya aku kurang suka sama gitar, tapi ada sesuatu yang memaksaku agar aku bisa melakukan ini semua,” jelas Aurel.
“Apa itu?”
“Ah sudahlah, sekarang kita lanjutkan saja dulu. Setelah aku lancar memainkan lagu ini baru aku ceritakan semuanya sama kamu.”
Setelah sekian lama berlatih akhirnya Aurel bisa menguasai alat musik petik yang diberikan oleh kekasihnya itu. Ia juga sudah bisa memainkan lagu yang diberikan Dava untuknya.
“Sekarang kamu sudah bisa memainkan lagu itu. Kamu pernah janji sama aku kalau kamu sudah bisa memainkan lagu itu, kamu akan menceritakan padaku tentang apa yang terjadi dengan kamu di balik ini semua,” kata Dimas.

“Baiklah aku akan menceritakan ini semua sama kamu. Lagu ini diberikan dan diciptakan khusus untukku oleh orang yang sangat aku sayangi. Sebelum kepergianku ke sini, ia memberikan aku sebuah gitar dan selembar teks lagu lengkap dengan susunan nada-nada nya. Ia memintaku untuk bisa memainkan lagu ini dengan gitar yang ia berikan. Sebentar lagi aku akan menemuinya karena aku belajar di sini hanya sampai bulan depan.”
***
Setelah dua tahun kuliah di Australia, kini tiba saatnya bagi Aurel untuk kembali ke Indonesia. Ia sudah lama menantikan saat-saat kepulangannya ini. Ia sengaja tidak memberitahukan Dava tentang kepulangannya dari Australia karena ia ingin memberikan sebuah kejutan untuk Dava.
Sebelum ke bandara ia terlebih dahulu datang ke apartement Dimas untuk mengucapkan terima kasih yang sebesar-besar nya, karena Dimaslah ia bisa main gitar dan bisa memenuhi janjinya terhadap Dava. Dimas juga bersedia mengantarka Aurel ke bandara.
“Good bye. Never try to forget me!” Itulah salam perpisahan dari Dimas.
Setelah melalui perjalanan yang cukup panjang, Aurel akhirnya sampai di bandara. Di sana ia dijemput kedua orang tuanya. Aurel tampak begitu lelah, oleh karena itu mereka segera pulang ke rumah. Sesampainya di rumah Aurel segera menghempaskan tubuhnya ke kasur yang telah lama ia rindukan.
“Aku akan segera manemuimu,” kata Aurel dalam hati sesaat setelah ia melihat gitar pemberian Dava yang sedang bersandar di dinding kamrnya. Gitar itu seakan tersenyum melihat Aurel.

Keesokan harinya Aurel pergi untuk menemui Dava. Ia pergi ke tempat di mana Dava biasa bermain band, tak lupa ia membawa gitar pemberian Dava. Ia ingin memberikan sebuah kejutan buat Dava. Namun studio yang biasanya ramai dikunjungi teman-teman Dava sore ini tampak sepi tak seperti biasanya. Dava sendiri juga tak terlihat batang hidungnya. Aurel tampak kecewa dengan hal itu, ia memutuskan untuk kembali ke rumah nya.
Aurel kini mencoba untuk langsung menemui Dava di rumahnya. Ia menyanyikan lagu yang diciptakan Dava di depan pagar rumah Dava seperti seorang pengamen. Tak lama kemudian seseorang keluar dari rumah tersebut.

“Aurel, kapan kamu sampai di Jakarta?” tanya ibunda Dava sembari mengajak Aurel masuk.

“Hmm, dua hari yang lalu, Tante.” Aurel sedikit kecewa karena bukan Dava yang menyambut kedatangannya.

“Dava ke mana, Tante? Kok dari tadi belum kelihatan?” Aurel tak bisa menyembunyikan kerinduannya terhadap Dava.

Namun ibunda Dava tidak menjawab pertanyaan Aurel. Ia justru terlihat meneteskan air mata yang jatuh membasahi kedua pipinya. Entah apa yang sedang ia pikirkan sehingga ia meneteskan air matanya, lalu ia memeluk Aurel dengan begitu erat.

“A..ada apa, Tante?’ tanya Aurel dengan nada yang terbata-bata karena heran.

“Aurel, dua bulan yang lalu Dava pergi, namun ia pergi tidak seperti kamu yang hanya pergi ke Australia dan hanya untuk sementara, tapi Dava pergi ke lain dunia dan ia juga pergi untuk selama-lamanya.” Air matanya semakin mengalir deras.

“Da…Dava meninggal, Tante?” Bagai tersambar petir di siang bolong Aurel kaget hingga ia nyaris pingsan setelah ibunda Dava mengiyakan pertanyaannya.

“Tante, ceritain Aurel kenapa semua ini bisa terjadi, dan Aurel mohon, Tante tunjukkan di mana Dava dimakamkan, Aurel ingin ke sana sekarang juga!” Betapa sakitnya hati Aurel saat ini, ia seperti orang yang sudah tidak bisa mengendalikan dirinya sendiri.

Setibanya di pemakaman ia langsung memeluk makam Dava, sungguh sebuah kesedihan yang mungkin tidak akan pernah bisa disembuhkan.

“Kenapa kamu pergi? Kamu janji akan menunggu aku pulang dan aku sudah memenuhi janjiku untuk bisa memainkan lagu darimu dengan gitar yang juga pemberian darimu, tapi kenapa…… kenapa kamu pergi untuk selama-lamanya dan meninggalkan aku sendiri, membiarkan aku hancur karena kehilangan kamu.”

“Aurel, cukup, relakan dia pergi! Kita harus pulang sekarang hari sudah semakin sore, Dava akan bahagia di sisi-Nya.” Mereka pun berlalu meninggalkan makam Dava.

Namun sebelum pulang ibunda Dava memberikan Aurel sebuah surat yang ditulis Dava sebelum kepergiannya.
“Ini surat dari Dava, kamu bacanya di rumah saja. Ia berpesan cuma kamu yang boleh membuka surat ini,” jelas ibunda Dava.

Aurel, terima kasih karena kamu sudah menepati janji kamu dan maaf aku nggak bisa nepatin janjiku sama kamu. Aku nggak bisa melawan penyakit yang telah aku derita sejak kecil. Kamu harus mengerti Aurel semua ini bukan keinginanku, semua ini kehendak Tuhan. Aku nggak bisa berbuat apa-apa karena aku yakin ini yang terbaik darinya untuk aku juga utuk kamu.
Kamu harus merelakan kepergianku. Aurel, nyanyikanlah lagu itu ketika kamu merindukan aku, percayalah aku akan selalu hidup di dalam hatimu.

Begitulah isi surat dari Dava. Tak terbayangkan lagi berapa banyak air mata yang telah dikeluarkan Aurel hingga membasahi lantai kamarnya. Setelah kejadian itu Aurel hanya bisa melewati hari-harinya dengan berdiam diri dengan memegang gitar pemberian Dava.

Jumat, 17 Februari 2012

ASHER BOOK - Try lyrics



If i walk, would you run?
If i stop, would you come?
If i say you're the one, would you believe me?
If i ask you to stay, would you show me the way?
Tell me what to say so you don't leave me.
The world is catching up to you
While you're running away to chase your dream
It's time for us to make a move cause we are asking one another to change
And maybe i'm not ready

Chorus
But I'll try for your love
I can hide up above
I will try for your love
We've been hiding enough

If i sing you a song, would you sing along?
Or wait till i'm gone, oh how we push and pull
If i give you my heart would you just play the part
Or tell me it's the start of something beautiful.
Am i catching up to you?
While your running away to chase your dreams
It's time for us to face the truth cause we are coming to each other to change
And maybe i'm not ready

Chorus
But I'll try for your love
I can hide up above
I will try for your love
We've been hiding enough

I will try for your love
I can hide up above

2x huh huhhhhhhhhhhhhhhhhh huh huhhh

If i walk would you run
If i stop would you come
If i say you're the one would you believe me

Minggu, 12 Februari 2012

Akhirnya aku tiba juga di sebuah pantai Tanjung gundul, sebuah pantai yang terletak di Kabupaten Bengkayang Kalimantan Barat. Pantai ini amat indah dan amat eksotik, selain banyak terdapat pohon-pohon kelapa yang tinggi, Kuliner laut, dan berbagai macam hewan pantai lainnya.
Ya, Hari ini aku ingin melakukan refreshing. Agar aku mendapatkan ide-ide yang bagus untuk novelku. Aku tak dapat menemukan ide – ide yang baik ketika aku berada di kota. Sebab suasana di kota amat terasa ribut, dan membuatku amat terasa risih.


Sebenarnya ini adalah kali kedua bagi diriku bermain di pantai ini. Sebelumnya sekitar tiga tahun yang lalu, tepatnya ketika aku duduk di bangku SMP dalam rangka kegiatan kepramukaan.
Jujur, kuakui aku telah berkunjung ke berbagai pantai di seluruh Indonesia, bahkan aku pernah mengunjungi pantai Kuta di bali, Parangtritis di Jogja. Entah kenapa aku malah jatuh cinta akan pantai tanjung gundul ini.

Pantai bagiku adalah suatu tempat yang indah, dimana banyak pohon-pohon kelapa dengan daunnya yang menari di tiup angin. Suara gemuruh ombak menyanyikan simfoni kehidupan, burung-burung diudara yang tak kumengerti bahasanya namun kupahami maksud pembicaraanya. Karena mereka membicarakan alam yang begitu indah. Hal ini tidak pernah kutemui di tempat lain Kota misalnya, atau gunung misalnya. Karena aku tidak begitu suka melakukan penjelajahan gunung. Seperti biasa setiap Aku berada dipantai, aku selalu pesan kamar di sebuah penginapan kecil yang tak jauh berada lokasinya disekitar pantai.


------oooOOOooo-----

Malam harinya, aku berjalan di tepian pantai, karena aku ingin merasakan hembusan angin malam dan suara gemuruh ombak yang seolah-olah memanggil namaku. Mungkin dengan cara inilah aku bisa menemukan ide-ide yang cemerlang untuk karya sastraku.
Ketika aku berjalan di tepian pantai secara tanpa kusadari aku melihat sesosok wanita cantik, wanita itu bermain-main air di tepi laut.

“Ah, siapa itu” begitulah pikirku kala itu
“Mungkinkah dia adalah sosok makhluk halus penunggu pantai ini ?”
Jujur saja, Aku tak begitu percaya dengan cerita-cerita Hoax seperti munculnya kuntilanak, Pocong, dan lain sebagainya yang bisa membunuh manusia, aku hanya percaya bahwa mereka adalah makhluk lain selain manusia, mereka adalah jelmaan dari Jin. Seperti hewan biasa, atau seperti manusia mereka tidak akan membunuh atau menyakiti manusia seandainya mereka tidak disakiti. Atau mungkin saja dia adalah salah satu anggota rombongan mahasiswa yang sedang melakukan perkemahan di pantai tanjung gundul, mengingat selain diriku terdapat sebuah rombongan mahasiswa yang melakukan perkemahan di pantai itu.

Dengan keyakinan seperti itulah aku memberanikan diri untuk mencoba berkenalan dengannya
“Ehm, Mbak maaf ini sudah malam mengapa masih bermain di pantai seperti ini” tanganku mencolek lengannya
Wanita berbaju hijau dan memiliki senyum yang manis itu lantas berkata
“Ah, gak kok, biasalah sedang mencari keong”
“Mencari keong kok malam-malam, gak takut ya dijepit kepiting, takutnya bukan keong yang dapat malah kepiting, boro-boro kepiting kalo dapatnya ikan hiu yang terdampar gimana, bukannya lebih enak kalo mencarinya siang hari”
Wanita itu hanya tersenyum

“Oh ya kenalkan namaku Carles Widyanata, tapi aku lebih sering dipanggil Bobo, karena aku sering baca bobo” candaku
“Namaku Dian” jawabnya singkat

------oooOOOooo-----

Matahari baru saja bangun dari tidurnya, seiring suara bunyi ayam yang berteriak membangunkan jiwa yang terlelap, menandakan hari ini telah pagi.
Sebagian orang mungkin masih terbuai dengan alam mimpinya, sebagian orang mungkin telah tersadar dari mimpi yang bersifat semu. Mungkin aku termasuk pada pilihan kedua. Karena aku baru saja terbangun dari mimpiku.
Seperti biasa setiap aku bangun pagi, aku selalu melakukan senam pagi, Lari-lari kecil disekitar pantai. Ya hal ini bertujuan untuk tubuhku, agar tubuhku menjadi sehat. Sejak kecil aku sering melakukan olahraga.
Aku bertemu dengan Dian lagi, ketika aku melakukan lari pagi, saat itu ia sedang bermain air di tepian pantai.

“Hi” sapaku sambil melambaikan tangan.
Dia hanya tersenyum manis.
Kucoba kembali untuk berbicara dengannya, dan mendekatinya namun aku hanya duduk di tepian pantai tepatnya di atas sebuah perahu nelayan yang tidak digunakan. Lalu aku kasi dia isyarat tangan agar dia dekat denganku. Lalu dia mendekatiku dan duduk di sampingku
“Ehm, teman-temanmu mana, kamu cewek yang semalam itu kan”
“Iya, kamu cowok yang semalam itu kan” sahutnya
“Kamu belum jawab pertanyaanku”

“Pertanyaan yang mana” Jawabanya dengan nada yang sedikit menggoda
“Teman-temanmu, apa kamu gak tersesat”
“Aku tinggal disini kok, tu diatas rumahku, gak jauh kok dari sini”
“Oh Ya” jawabku dengan mengangguk
“Kamu sendiri gimana”
“Aku, tinggal di kota, aku seorang penulis novel, Tau Novel gak”
“Ehm Novel Bukannya abis agustus itu Novel”
Aku hanya tersenyum
“Itu November kaleeee, Kamu udah makan belum, kalo belum yuk kita ke penginapanku”
“Belum, yuk”

Kami kembali kepenginapan, lalu aku pesan dua porsi nasi goreng di temani dua gelas es kelapa muda.
Tiba-tiba sang pelayan bertanya kepadaku
“Maaf mas, pesan dua nasi goreng dua porsi satunya lagi punya siapa mas ?” Tanyanya
“Ehm, buat teman saya”

“Maaf mas, Dari tadi saya tidak melihat siapa selain mas sendiri”
“Aneh” Aku mengerenyitkan dahi, Dian menghilang dari pandanganku,
“Ah, Mungkin dia sedang ke wc” pikirku
“Ehm, gak apa pesan dua porsi aja”
Pelayan lalu pergi berlalu meninggalkanku

Tak Lama kemudian aku melihat Dian pergi mendekatiku, lalu duduk didepanku
“Ehm, habis dari WC ya”
Dian hanya mengangguk
“Ya Ampun” Aku sambil tertawa


------oooOOOooo-----


Tak terasa telah seminggu lamanya aku berada di pantai ini. Dan selama itu pulalah aku mengenalnya, secara tanpa kusadari mungkin aku jatuh cinta dengannya.
Suatu hari aku bertanya kepadanya
“Dian aku udah seminggu lamanya mengenalmu, aku boleh tahu gak rumahmu dimana, letak rumahmu dimana”
“Rumahku diatas bumi dibawah langit” jawabnya

“Dian, aku serius aku ingin mengenal keluargamu, jujur aku sepertinya mencintaimu”
“Maaf, Bo aku tak bisa memberitahumu sekarang, dan janganlah kamu mengenal keluargamu, sebab”
“Sebab apa, kamu dijodohkan” tanyaku
“Iya, seperti itulah” Kelihatannya dia amat sedih
“Dian, takkan ada yang mampu menandingi kekuatan cinta yang telah aku berikan kepadamu, pernahkah kamu lihat Ombak menerjang batu karang yang besar, sebesar itulah cintaku kepadamu”
“Bukan seperti itu Bo” jawabnya singkat
  Lalu dia berlalu meninggalkanku
“Ya Tuhan, apa salah ucapanku tadi” kataku dalam hati


------oooOOOooo-----


Sejak saat itulah sepertinya aku tak lagi melihatnya. Hatiku terasa sakit mengenang segala kenangan indahku dengannya. Setiap hari aku hanya duduk di pinggiran pantai. Seperti orang yang kelihatan bodoh.
Hingga pada suatu hari ketika aku duduk di pinggiran pantai, datanglah seorang orang yang telah tua. Dan entah darimana datangnya dia datang kepadaku
“Anak muda” katanya sambil menepuk bahuku
“Maaf, Bapak siapa” tanyaku
 
“Saya adalah dukun di pantai ini kenalkan nama saya Paijo”
“Lantas hubungan dengan saya apa pak” tanyaku
“Anak muda, saya tahu kamu mencintai kuntilanak”
“Orang Tua Gila, Kau pikir aku sudah gila apa mencintai makhluk halus seperti itu” pikirku
“Saya tahu kamu hendak mengatakan saya gila”
“Hebat benar” begitu pikirku
“Saya tidak begitu hebat, saya hanyalah manusia biasa”
“Siapa dukun ini mengapa dia tahu apa yang hendak aku bicarakan” kataku dalam hati
“Sudah saya bilang saya hanyalah seorang dukun”
“Lantas, maksud bapak apa” Tanyaku

“Anak muda, wanita yang kamu cintai itu adalah Kuntilanak, Dian itu bukan manusia, kamu pernah menanyakan keluarganya bukan, hal itu membuat dia sedih. Dia sebenarnya mencintai kamu, dan dia ingin memiliki teman manusia, namun hal itu tidak mungkin”
Aku hanya mengangguk, sedih hatiku mendengarnya

“Sekarang kalau kamu ingin menangis, menangislah sepuas hatimu, sebab mungkin setelah ini kamu takkan lagi menemuinya”
Tak terasa air mataku keluar dari pelupuk kelopak mataku
“Tiga tahun yang lalu, di pantai ini terdapat mayat wanita yang tewas karena di perkosa oleh pacarnya. Wanita itu bernama Dian, Lima hari setelah kematiannya dian bangkit dan menjadi kuntilanak, lantas dia membunuh pacarnya dengan cara menakutinya, namun dia tak tahu cara pulang ke alam kubur, meskipun tulangnya telah di kuburkan dengan tenang”
Aku mendengarkan dengan seksama

“Mengapa bisa begitu pak” tanyaku sambil menyeka air mata
“Karena dia tengah dalam keadaan hamil, dalam bahasa kami disebut dengan Puntianak atau Buntinganak. Itulah istilah kuntilanak pertama kali diucapkan, dan arwahnya takkan pernah tenang”
“Apakah dia bisa kembali menjadi manusia” Tanyaku
“Bisa, tapi apakah kau mencintainya dengan tulus”
“Iya”

“Sebab dia telah dijodohkan dengan Gromo sesosok Genderuwo penunggu pantai ini. Dia tidak mencintai Gromo, Namun Gromo amat mencintainya, Gromo itu adalah makhluk jahat dan buas, Aku sarankan kamu anak muda berhati-hatilah dengan Gromo selama kamu di hutan ini.”

------oooOOOooo-----

Bagaimana kelanjutan hubungan Dian dan Bobo, Berhasilkah sosok kuntilanak mencintai manusia ? Lalu apakah Bobo memilih untuk mencintai manusia, dan tetap setia kepada Dian ? Bagaimana perasaan Dian ketika Bobo mengetahui siapa jati dirinya ?